Thursday, September 14, 2006

Tanya buka Apotek (lagi)

Dear pak Budi,

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Bapak:

---> mengenai obat2an pak Iman, sebetulnya ada ato tidak sih batasan minimal obat2an yang harus disediakan, kalo iya minimal berapa modal yang harus kt siapkan untuk ini yah. Tempo hari ada teman yang sempat bilang kalo utk apotek paleng gak harus sediakan Rp 100-200jt utk obat2an (yang jujur sy agak berat kalo benar seperti ini). Trus, apakah ada supplier yang bs memberikan sistem konsiyasi or sistem payment di belakang(dan bukan full payment di awal)..
jawab:
Tidak ada batasan minimal untuk pembelian obat (obat resep), tapi bapak memang harus punya beberapa stok, atau sebaiknya Bapak konsultasi dengan apoteker Bapak, soalnya maju mundurnya apotek sangat tergantung dari apoteker yang bapak rekrut. Saran saya Apoteker bapak harus bisa kerjasama dengan apotek-apotek lain yang ada didekat tempat bapak, jadi kalau ada resep masuk dan apotek bapak tidak punya obatnya bisa ambil dulu di apotek lainnya atau beli langsung (mungkin marginnya tipis) tapi khan customer tau kalau apotek Bapak lengkap (padahal ambil dari apotek lain,hehehe). Menurut saya untuk obat resep Bapak minimal yach sekitar 30 jtan, sedangkan untuk obat biasa paling juga 10 jtan, jadi rasa saya terlalu besar kalau hanya untuk stok obat sampai 100-200jt, iya kalau laku kalo gak lakukhan gawat. Biasanya untuk mendapatkan obat bapak bisa menghubungi PBF (Pedagang Besar Farmasi), dan bapak harus jeli juga biasanya antara PBF satu dan yang lainnya berbeda harga, bapak bisa milih mana PBF yang paling murah. Biasanya apoteker parti sudah tau dimana PBF yang harus dihubungi. Kalau gak tau yach suruh dia yang cari tau, kenapa harus bapak sebagai PSA (pemilik sarana apotek yang repot).
Setahu saya untuk apotek yang baru buka kita harus bayar langsung, sebulan sebelum obatnya kadaluwarsa kita bisa minta ganti dengan yang baru. Disini bapak harus punya sistem tentang pengontrolan obat, jgn sampai obatnya udah kadaluarsa, soalnya mereka gak mau ganti kalau obatnya kadaluarsa duluan.

--> kalau dari pengalaman Pak Iman, sebetulnya standar BEP utk bisnis apotik ini berapa lama yah..
Jawab:
Jujur modal saya waktu buka apotek sekitar 200 jtan (agak tinggi), tidak termasuk tempat. Hal ini dikarenakan saya meng-hire design interior, soalnya saya ingin konsep apotek saya seperti Guardian, sehingga selain apotek juga dilengkapi dengan mini market. Untuk design interiornya aja ampe 70an jt. Kalau melihat lokasi bapak yang dekat dengan alfa mart, maka bapak tidak perlu seperti saya tapi saya sarankan bapak juga melengkapi apotek dengan alat-alat kesehatan dan perlengkapan bayi. Yah kalau bisa sich pak, kayak tongkat, kursi roda adalah biarpun cuma 1 doank, jadi orang melihatnya apotek bapak lengkap. Dan rasanya untuk interior bapak tidak perlu cari design interior cukup etalase kaca saja sudah cukup (untuk mengurangi cost). Biasanya pak BEPnya bisa 2 sampai 3 tahun, itu pun harus dilihat daerah sekitarnya juga. Dlam radius berapa ada apotek lain, kalau dalam radius 1-2 km gak ada apotek itu sangat bagus, jadi bisa-bisa 2 tahun aja bapak sudah BEP. Kalau di Jogja pak, apotek betul-betul persaingannya red ocean, bayangkan dalam radius 50 meter aja ada 3 apotek saling berhadapan. Apotek saya aja gak sampai 150m udah ada apotek yang lain, sehingga saya harus membuat sesuatu yang berbeda dengan apotek disebelah saya (ya itu ada minimarketnya).

--> apabila sistemnya disandingkan dengan klinik dokter, bs tidak yah menggunakan sistem dimana dokter full mendapatkan biaya berobat dari konsumen (dan tdk perlu membayar sewa tpt) sementara pihak apotik full mendapatkan margin dari obat2an yang diresepkan. Bila tidak bs juga, kira2 max berapa persen yang biasanya diberikan utk pihak dokter dari margin resep.
Jawab:
Saran saya bapak harus menyandingkan apotek dengan klinik dokter, tanpa klinik dokter maka apotek akan sukar untuk berkembang. Mengenai mekanisme pembagian dengan dokter tidak ada aturan baku, tergantung nego bapak dengan dokter. Sepengetahuan saya biasanya beberapa dokter minta:
1. Uang duduk (jadi ada gak ada pasien mereka dapat uang bulanan,kayak karyawan)
2. Mereka dapat pembagian keuntungan dari biaya rawat jalan pasien misalnya 80% (untuk dokter):20% (untuk PSA).
3. Margin Resep (biasanya 1-2%)
Biasanya mereka minta ketiga hal diatas (bukan satu-satu loh pak), untuk yang nomor 1 kalau dokternya itu sudah punya nama dan banyak pasiennya sich gak masalah tapi kalau dokternya itu gak terkenal yach kita yang nombok (iya kalau ada pasien kalau gak gimana), saran saya kalau dokternya gak terkenal jangan mau kalau mereka minta uang duduk, lebih baik bagi uang perawatan aja dan margin resep.

Untuk apotek 24 jam, bapak harus lihat kondisi daerah, kalau malam rame apa gak yang lewat, kalau jam 10 aja udah sepi jangan dech pak bisa2 ntar yang datang malah garong,heheheh. Lagian kita harus bayar apoteker 1 lagi, khan mubazir.

Mungkin itu saja yang bisa saya share sama bapak, intinya maju mundurnya apotek itu sangat tergantung dari kegigihan apoteker dalam mengembangkan apotek dibantu dengan ide-ide dari bapak juga tentunya. Jika kurang puas bapak bisa e-mail saya lagi atau telephone.

Tks
Brgds


Budi Setiawan wrote:
Hi Pak Iman,
salam kenal pak..
terima kasih atas feedbacknya
kalo berkenan sy ingin konsultasi lebih lanjut..:p
---> mengenai obat2an pak Iman, sebetulnya ada ato tidak sih batasan minimal obat2an yang harus disediakan, kalo iya minimal berapa modal yang harus kt siapkan untuk ini yah. Tempo hari ada teman yang sempat bilang kalo utk apotek paleng gak harus sediakan Rp 100-200jt utk obat2an (yang jujur sy agak berat kalo benar seperti ini). Trus, apakah ada supplier yang bs memberikan sistem konsiyasi or sistem payment di belakang(dan bukan full payment di awal)..
--> kalau dari pengalaman Pak Iman, sebetulnya standar BEP utk bisnis apotik ini berapa lama yah..
--> apabila sistemnya disandingkan dengan klinik dokter, bs tidak yah menggunakan sistem dimana dokter full mendapatkan biaya berobat dari konsumen (dan tdk perlu membayar sewa tpt) sementara pihak apotik full mendapatkan margin dari obat2an yang diresepkan. Bila tidak bs juga, kira2 max berapa persen yang biasanya diberikan utk pihak dokter dari margin resep.
Mungkin 3 itu dulu pak. Sebagai gambaran, sy juga merencanakan utk meng-include-kan klinik dokter (mungkin 1 dokter umum buat awalan). Lokasi yang sy bidik berada di sebelah Alfamart, berukuran 17 x 9 meter (agak terlalu besar memang), target konsumen perumahan, apotik terdekat radius 1-2 km kiri dan kanan, terletak di jalan umum (walopun bukan jalan raya, tp dilalui oleh angkutan umum), dan utk sementara mungkin belum akan membuka apotik 24 jam sehari (ato mungkin ada usul?)
Yah, itu aja dulu Pak Iman. Terima kasih banyak atas sarannya.
Wassalam
Budi Setiawan

No comments: