Tuesday, April 10, 2007

Saya ada di majalah "duit"

Hehehhe....kemarin saya barusan beli majalah "duit" edisi terbaru (april), di cover majalah aja udah nongol nama saya, yang berada di dua kuadran (employee dan business). Photo saya terpampang di daftar isi juga loh, bersanding dengan tukul yang lagi naik daun (seleb banget gak sich,hehehe). Di halaman 50, di rubrik "kuadran baru" diceritakan tentang pengalaman saya sebagai karyawan sekaligus sebagai wirausahawan (posting selanjutnya akan saya ketik isi majalah duit tanpa edit). Terus terang, sebenarnya selama 2 tahun saya menjalankan bisnis ini, tidak ada seorang pun teman-teman kantor saya yang mengetahui aktifitas diluar kantor, yang mereka tau saya pulang kejogja tiap minggu untuk menjumpai istri dan anak saya disana. Padahal yang saya lakukan lebih dari itu, selain bertujuan menjumpai keluarga, saya juga harus mengontrol bisnis yang saya jalani di Jogja. Apalagi sekarang setahap demi setahap mulai banyak bisnis yang dijalankan. Banyak orang bertanya kepada saya "kenapa sich gak fokus ke satu usaha aja", jawaban saya cukup klise yach untuk membesar pangsa pasar saja dan kebetulan saya lihat ada peluang bagus kenapa tidak dimanfaatkan sekaligus. Seperti saya punya usaha studio photo, salon and spa serta souvenir, inikhan sebenarnya satu kesatuan, pada saat seseorang ingin menikah sebenarnya dia gak perlu terlalu pusing dengan tetek bengek yang harus disiapkan soalnya kita bisa mengarahkan mereka untuk menggunakan semua jasa kami tentunya akan lebih murah jika satu paket. Mulai dari perawatan menjelang pernikahan (SS wulan dari and spa), kemudian paket hantaran dan souvenir pernikahan (chomel wrapping, souvenir and handycraft) juga paket photo dan video shooting pernikahan (malibu 62 studio), semua yang kami lakukan profesional. Kalau mengenai apotek, ini merupakan bisnis yang resikonya kecil soalnya obat-obat yang kadaluarsa bisa dikembalikan. Sedangkan bisnis laundry saya hanya mengoptimalkan semua barang yang ada di rumah sehingga seluruh barang yang ada dirumah merupakan barang produktif, bukan barang konsumtif soalnya semua barang memiliki kemampuan untuk make money (menghasilkan uang), biarpun sekarang belum maksimal tapi saya mempunyai keyakinan kalau kedepannya bisnis tersebut akan semakin maju, amin.
Insya ALLAH kedepannya saya punya dream untuk membuka usaha baru lagi kali ini dibidang konsultan, kenapa gak soalnya saya rasa inilah saatnya saya berbagi untuk membangun bangsa ini melalui ukm yang terbukti tangguh dalam menghadapi krisis seperti tahun 1998 kemarin.